[cycloneslider id=”indonesian-youth-aquaculture”]
Satu lagi dari Himpunan Mahasiswa Akuakultur Universitas Brawijaya, IYA. IYA merupakan sebuah program kepanjangan dari Indonesian Youth Aquaculture yang bertujuan untuk membentuk himpunan Mahasiswa Akuakultur se-Indonesia yang digagas dan di pelopori oleh Universitas Brawijaya. Program ini telah terlaksana pada tanggal 21-25 November 2016 dengan lancar. Program ini tidak hanya berupa acara kongres Himpunan Mahasiswa Akuakultur Indonesia saja namun juga dilengkapi dengan seminar nasional Indonesian Youth Aquaculture dan tak kalah menariknya yaitu pengabdian kepada masyarakat dengan mengadakan pelatihan
dan pemberian kolam kepada kelompok Anggrek Kacibi (Anggrek Karya Cacat Anak Berprestasi). Kelompok Anggrek Kacibi? Ya, ini merupakan istilah yang digunakan untuk menamai suatu kelompok khusus yang memiliki keterbatasan fisik atau penyandang disabilitas yang berasal dari CV Amarta Wisesa Jl Panjaitan No.62 Malang. Kolam yang diberikan ini adalah kolam budidaya ikan lele terpal dengan diameter 2 meter dengan benihnya sebanyak 2000 ekor yang diserahkan kepada kelompok Anggrek Kacibi. Kegiatan ini juga didukung oleh Gerakan Sedekah Kolam (GESKO) dari FOKSI FPIK UB.
Pengabdian Masyarakat kepada ‘Anggrek Kacibi’
KONGRES HIMAKUAI
Arif Setiawandari IPB Sekjen HIMAKUAI (kanan), Laksono Radityo Suwandi UB Ketua Dewan Pengawas Organisasi (DPO) HIMAKUAI (kiri), dan Achmad Rizal dari Universitas Halu Oleo sebagai Presidium Tetap I Sidang HIMAKUAI (tengah).
IYA dihadiri oleh enam universitas kumpulan mahasiswa Akuakultur, antara lain Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro, Universitas Tadulako, Universitas Halu Oleo, Universitas Islam Indonesia Makassar, dan Universitas Brawijaya sebagai tuan rumahnya. Hasil dari kongres IYA tersebut melahirkan dan membentuk satu nama himpunan HIMAKUAI (Himpunan Mahasiswa Akuakultur Indonesia) serta melahirkan nama-nama penting, yaitu Arif Setiawandari IPB sebagai Sekjen HIMAKUAI, Laksono Radityo Suwandi dari Universitas Brawijaya sebagai Ketua Dewan Pengawas Organisasi (DPO) HIMAKUAI, dan Achmad Rizal dari Universitas Halu Oleo sebagai Presidium Tetap I Sidang HIMAKUAI.
Acara Seminar Nasional yang merupakan bagian dari IYA sendiri diselenggarakan di Studio UBTV Gedung Rektorat Lantai 2. Seminar ini bertepatan dengan Pemira UB yang dihadiri oleh 256 peserta seminar dan di isi tiga pemateri, pemateri pertama yaitu Ir. Riyama Budiwati, MM selaku Kepala Seksi Budidaya Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, yang memaparkan tentang “Peran Akuakultur dalam Menghadapi MEA”. Pemateri pertama dimoderatori oleh Dr.Ir.Anik Martinah Hariati,M.Sc. Selanjutnya, pada sesi kedua dari diskusi panel Seminar Nasional IYA 2016, hadir Ir.Hermanto selaku Kepala Hatchery PT Matahari Sakti yang dimoderatori oleh Budianto, S.Pi.,MP.,M.Sc. PT Matahari Sakti adalah salah satu perusahaan pembuat pakan yang sukses di Indonesia. Pemateri menyayangkan adanya mahasiswa perikanan yang setelah lulus justru menekuni bidang lain di luarperikanan, padahal perikananmemilikiprospekbesaruntukmenghasilkan profit yang tinggi dan harus dikembangkan lagi. Seiring menyusutnya lahan perikanan, pemuda akuakultur harus peka dan memanfaatkan setiap peluang di daerahnya masing-masing, karena di Indonesia diyakini sebagai tempat mengembangkan akuakultur yang potensial.
Acara seminar IYA 2016 ditutup dengan pemateri ketiga yaitu bapak Rifa’i,SS selaku owner Raja Gurame dari Blitar, beliau dikenal sebagai pebisnis budidaya air tawar, ikan gurame yang usahanya sudah berkembang pesat. Selain menjadi pemilik usaha, bapak Rifa’i juga merupakan salah satu P2MKP bidang Budidaya Periran di wilayah Blitar.
Dokumentasi acara dapat diakses pada https://drive.google.com/drive/folders/0B2etwpozKDemeW5OVVJqSWt1LUE dan dokumentasi panitia dapat diakses pada https://drive.google.com/drive/folders/0B2etwpozKDemSml5YmZKRW1qaDQ .
[metaslider id=184]
0 Comments